Apa yang akan terjadi jika asteroid raksasa tidak menghantam planet kita  dan memunahkan dinosaurus? Pertanyaan ini sudah mengemuka sejak lama  dan kini sudah mulai muncul jawabannya.
Seperti diketahui, ada  banyak faktor penyebab musnahnya dinosaurus dari permukaan permukaan  Bumi. Namun, gema lonceng kematian bagi hewan terbesar yang pernah hidup  itu adalah kedatangan asteroid berukuran sekitar 9,6 kilometer.
Asteroid  raksasa itu jatuh di kawasan yang saat ini menjadi semenanjung Yucatan  di Meksiko, sekitar 65 juta tahun lalu. Akibat tumbukan asteroid dengan  Bumi, di kawasan itu terdapat lubang menganga yang kini disebut sebagai  kawah Chicxulub yang berukuran lebar lebih dari 180 kilometer.
Sesaat  setelah asteroid menghantam, Bumi dilanda mega-tsunami, kebakaran yang  meluas ke seluruh planet serta melontarkan debu dan partikel yang sangat  banyak ke langit yang mengakibatkan tertutupnya sinar Matahari selama  beberapa tahun dan menyebabkan pendinginan global yang menyebabkan  musnahnya dinosaurus dan lebih dari 70 persen spesies makhluk hidup  lain. 
“Jika meteor itu tidak menabrak Bumi, dan dengan asumsi  bahwa tidak ada kejadian pemusnah massal lain terjadi, kehidupan di  planet ini kemungkinan masih dikuasai oleh dinosaurus seperti halnya 160  juta tahun sebelum musnahnya hewan tersebut,” kata Damian Nance,  profesor geoscience dari Ohio University, seperti dikutip dari Life Little Mysteries, 14 Mei 2011.
Nance  menyebutkan, jika dinosaurus tidak punah, primata seperti kita mungkin  tidak akan hidup berkembang. Mamalia sendiri sempat berkembang biak  bersama dengan perkembangbiakan dinoasaurus. Namun, mereka hanya  menempati kawasan ekologi tertentu yang sempit, dan umumnya tumbuh  kurang lebih hanya sebesar tikus saat ini.
“Mamalia baru bisa  muncul dan berkembang biak secara luas setelah dinosaurus pemakan  tumbuhan musnah yang akhirnya membuat para dinosaurus karnivora  kehilangan sumber makanan,” kata Nance.
Para peneliti  berspekulasi, dinosauroid cerdas juga kemungkinan akan berevolusi  bersama dengan manusia. Spekulasi ini berdasarkan pada relatif besarnya  ukuran otak dari spesies trodontid, yang ditemukan belakangan, yang  merupakan predator serupa burung.
Seperti diketahui, para  dinosaurus yang berhasil selamat hingga saat ini, dengan menjadi burung,  memang cukup cerdas. Namun tidak cukup cerdas untuk tetap menjadi  penguasa kehidupan di Bumi.
